Iluѕtrаѕі bауі (Fоtо: іStосk)Bаndung – Membawa bayi untuk melaksanakan kesibukan ekstrem dapat menampilkan dampak negatif. Tak hanya fisik, tetapi juga psikologis.
Bahaya Kesehatan dan Psikologis bagi Bayi yang Diajak Berkegiatan Ekstrem
Mengajak bayi dalam kegiatan ekstrem seperti mendaki gunung, rafting, panjat tebing, atau mengendarai sepeda motor jarak jauh bukan hanya tindakan sembrono, tetapi juga sangat berisiko bagi keselamatan dan perkembangan bayi. Tubuh bayi yang masih dalam masa pertumbuhan memiliki sistem kekebalan dan organ yang belum sepenuhnya berkembang. Bayi belum mampu mengatur suhu tubuhnya dengan baik, serta sangat rentan terhadap perubahan tekanan udara, suhu ekstrem, kebisingan, maupun getaran berlebihan.
Selain dampak fisik, bayi juga bisa mengalami trauma psikologis yang tidak disadari. Bayi memang belum mampu berbicara, tetapi sistem saraf mereka sedang aktif membentuk fondasi perkembangan mental dan emosional. Suara keras, suasana bising, atau lingkungan penuh ketegangan bisa menciptakan tekanan mental yang menyulitkan bayi untuk merasa aman dan nyaman. Aktivitas ekstrem juga kerap tidak memiliki fasilitas dasar seperti tempat istirahat, ruang menyusui, atau perlengkapan sanitasi yang bersih. Hal ini sangat tidak ideal bagi bayi yang membutuhkan lingkungan stabil dan bersih untuk tumbuh dengan sehat.
Tanggung Jawab Orang Tua dan Potensi Masalah Hukum atau Sosial
Mengajak bayi dalam kegiatan ekstrem seringkali dilakukan karena dorongan emosional, ingin menciptakan momen kebersamaan, atau sekadar ingin terlihat unik dan berani di media sosial. Namun, yang sering dilupakan adalah bahwa tanggung jawab sebagai orang tua bukan sekadar menghadirkan pengalaman, melainkan memastikan keselamatan, kenyamanan, dan kebutuhan dasar anak terpenuhi dengan baik. Bila terjadi kecelakaan atau bayi mengalami sakit akibat kegiatan tersebut, orang tua bukan hanya menghadapi penyesalan emosional, tetapi juga bisa berurusan dengan masalah hukum, terutama jika kegiatan itu dilakukan di tempat umum atau melibatkan pihak lain.
Baca : Hotspot Di Sumsel Naik Pesat Bulan Ini, Terbanyak Di Musi Rawas
Selain itu, ada pula risiko penilaian sosial dari masyarakat, yang bisa berdampak negatif pada reputasi keluarga. Di zaman media sosial saat ini, perilaku yang dianggap lalai terhadap anak bisa cepat menyebar dan mengundang kritik luas. Tentu, tidak semua kritik bersifat membangun, dan sebagian bisa mengganggu kesehatan mental orang tua itu sendiri. Hal ini menciptakan kerugian ganda: fisik bagi bayi dan sosial-emosional bagi orang tua. Maka, penting untuk tidak hanya berpikir pendek soal pengalaman sesaat, tapi mempertimbangkan keselamatan dan masa depan anak secara menyeluruh.
Penutup
Mengajak bayi dalam kegiatan ekstrem bukanlah tanda keberanian atau kekompakan keluarga, melainkan bentuk kelalaian yang bisa menimbulkan dampak buruk jangka panjang. Orang tua seharusnya menjadi pelindung utama bagi anak, terutama dalam masa-masa rentan seperti usia bayi. Demi kesehatan, kenyamanan, dan masa depan si kecil, sebaiknya kegiatan ekstrem ditunda atau dilakukan tanpa kehadiran bayi. Keselamatan anak jauh lebih berharga daripada sensasi atau eksistensi sesaat.

